“Baca buku gratis, silahkaan !! “
“Mau mewarnai dek ?? “
Itulah sapaan-sapaan khas seorang perempuan muda di
tengah keramaian Car Free Day (CFD) Sabtu
itu berusaha menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di depan lapak
yang mereka gelar dengan berbagai buku bacaan dari bacaan anak-anak, novel dan
bacaan-bacaan lainya. Di tempat lain yang tidak jauh dari lapak buku-buku
bacaan tersebut digelar sebuah terpal yang di atasnya sudah disediakan berbagai
macam gambar untuk diwarnai dan beberapa alat mewarnai seadanya sebagai tempat
bagi anak-anak untuk mewarnai gratis.
Tidak banyak yang tertarik walau hanya untuk
berhenti sejenak atau sekedar melihat deretan buku-buku tersebut, tetapi hal
ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus mengajak siapa saja yang melintas.
Hasilnya tidak terlalu mengecewakan,
masih ada beberapa yang berhenti untuk melihat-lihat, ada yang duduk dan
berusaha membuka beberapa halaman kemudian menyimpannya kembali dan berlalu
pergi.
Dalam benak saya berpikir “awii padahal gratis e,
tapi sonde ada yang tertarik ju?” (padahal gratis, tapi tidak ada yang tertarik
juga?). Mungkin budaya membaca yang sudah mulai hilang karena lahirnya gadget. Coba diperhatikan, anak-anak
sekarang lebih tertarik dengan gadget (hp, laptop, dll) dan betah berlama-lama
di depan gadget mereka hanya untuk internetan, games, social media dan hal-hal lain yang menarik menurut mereka. Mungkin
yang kata orang “membaca membuka jendela Dunia”, di jaman sekarang orang akan
dengan mudahnya mengatakan “buka hp
tanya mbah google dan dunia terbuka,
hahaa. Ya kalau memang yang dibuka adalah google
untuk mencari hal-hal yang dapat menambah ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana
jika yang dibuka adalah social media?
Pasti yang terbuka hanyalah dunia maya kan?. Miris tapi beginilah kenyataanya.
Padahal membaca sangat bermanfaat bagi otak dan
mempertahankan kualitas memori kita sehingga tetap menjaga otak agar tetap
bekerja dengan baik. Bagi anak-anak, membaca sangat membantu menambah pemahaman
bahasa dan kosakata dan meningkatkan kualitas memori anak-anak. Sudah banyak
bukti, ulasan dan penelitian dari ahli-ahli tentang besarnya manfaat membaca
itu sendiri.
Kembali ke topik kita . . .
Dari banner
yang terikat di pohon di sebelah lapak buku tersebut jelas tertulis “Laskar Baca, Ayo Baca Buku Gratisss”
“Laskar Baca”, sebutan yang pantas untuk menggambarkan eksistensi mereka.
Menjadi Laskar Baca untuk melahirkan laskar-laskar baca dari generasi-generasi
muda di Nusa Tenggara Timur khususnya Kota Kupang. Itulah tujuan mereka membuka
lapak baca di Car Free Day (CFD)
setiap hari Sabtu di Jl. Raya El Tari- Kota Kupang.
Mereka bukan sebuah lembaga besar, mereka hanyalah
sebuah komunitas kecil yang lahir dari orang-orang yang memiliki hobi yang sama
yaitu membaca dan mengoleksi buku.
Bukan sebuah gerakan yang besar tetapi dibalik gerakan-gerakan kecil
seperti inilah yang nantinya akan melahirkan orang-orang besar bagi Nusa
Tenggara Timur.
Tetap semangat Laskar Baca karena hasil tidak pernah mengecewakan usaha
!!
Ayo ke Car Free Day Kupang
setiap Sabtu jam 06.30-09.00 dan jangan lupa kunjungi lapak Laskar Baca, mari
bersama-sama kita hidupkan kembali budaya membaca untuk anak-anak Indonesia !!
Credits by me
“The New Tourism Territory”