Minggu, 10 September 2017

Laskar Baca NTT




 “Baca buku gratis, silahkaan !! “

“Mau mewarnai dek ?? “

Itulah sapaan-sapaan khas seorang perempuan muda di tengah keramaian Car Free Day (CFD) Sabtu itu berusaha menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di depan lapak yang mereka gelar dengan berbagai buku bacaan dari bacaan anak-anak, novel dan bacaan-bacaan lainya. Di tempat lain yang tidak jauh dari lapak buku-buku bacaan tersebut digelar sebuah terpal yang di atasnya sudah disediakan berbagai macam gambar untuk diwarnai dan beberapa alat mewarnai seadanya sebagai tempat bagi anak-anak untuk mewarnai gratis.
Tidak banyak yang tertarik walau hanya untuk berhenti sejenak atau sekedar melihat deretan buku-buku tersebut, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus mengajak siapa saja yang melintas. Hasilnya tidak  terlalu mengecewakan, masih ada beberapa yang berhenti untuk melihat-lihat, ada yang duduk dan berusaha membuka beberapa halaman kemudian menyimpannya kembali dan berlalu pergi.
Dalam benak saya berpikir “awii padahal gratis e, tapi sonde ada yang tertarik ju?” (padahal gratis, tapi tidak ada yang tertarik juga?). Mungkin budaya membaca yang sudah mulai hilang karena lahirnya gadget. Coba diperhatikan, anak-anak sekarang lebih tertarik dengan gadget (hp, laptop, dll) dan betah berlama-lama di depan gadget mereka hanya untuk internetan, games, social media dan hal-hal lain yang menarik menurut mereka. Mungkin yang kata orang “membaca membuka jendela Dunia”, di jaman sekarang orang akan dengan mudahnya mengatakan “buka hp tanya mbah google dan dunia terbuka, hahaa. Ya kalau memang yang dibuka adalah google untuk mencari hal-hal yang dapat menambah ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana jika yang dibuka adalah social media? Pasti yang terbuka hanyalah dunia maya kan?. Miris tapi beginilah kenyataanya.
Padahal membaca sangat bermanfaat bagi otak dan mempertahankan kualitas memori kita sehingga tetap menjaga otak agar tetap bekerja dengan baik. Bagi anak-anak, membaca sangat membantu menambah pemahaman bahasa dan kosakata dan meningkatkan kualitas memori anak-anak. Sudah banyak bukti, ulasan dan penelitian dari ahli-ahli tentang besarnya manfaat membaca itu sendiri.




Kembali ke topik kita . . .
Dari banner yang terikat di pohon di sebelah lapak buku tersebut jelas tertulis “Laskar Baca, Ayo Baca Buku Gratisss”
“Laskar Baca”, sebutan yang pantas untuk menggambarkan eksistensi mereka. Menjadi Laskar Baca untuk melahirkan laskar-laskar baca dari generasi-generasi muda di Nusa Tenggara Timur khususnya Kota Kupang. Itulah tujuan mereka membuka lapak baca di Car Free Day (CFD) setiap hari Sabtu di Jl. Raya El Tari- Kota Kupang.
Mereka bukan sebuah lembaga besar, mereka hanyalah sebuah komunitas kecil yang lahir dari orang-orang yang memiliki hobi yang sama yaitu membaca dan mengoleksi buku.
Bukan sebuah gerakan yang besar tetapi dibalik gerakan-gerakan kecil seperti inilah yang nantinya akan melahirkan orang-orang besar bagi Nusa Tenggara Timur.

Tetap semangat Laskar Baca karena hasil tidak pernah mengecewakan usaha !!


Ayo ke Car Free Day Kupang setiap Sabtu jam 06.30-09.00 dan jangan lupa kunjungi lapak Laskar Baca, mari bersama-sama kita hidupkan kembali budaya membaca untuk anak-anak Indonesia !!














Credits by me
“The New Tourism Territory”

Jumat, 08 September 2017

Ayo Vote NTT di Ajang Pemilihan Anugerah Pesona Indonesia 2017 !!

 


“Terima kasih atas segala doa dan dukungannya, sehingga NTT berhasil menjadi juara umum Anugerah Pesona Indonesia 2016. Kami membawa pulang tiga emas, satu perak dan satu perunggu, prestasi yang membanggakan” : Gubernur Nusa Tenggara Timur.


Masih jelas teringat, tahun 2016 yang lalu, Gubernur Nusa Tenggara Timur Drs. Frans Lebu Raya begitu bangga menerima penghargaan yang diraih oleh NTT sebagai juara umum Ajang Pemilihan Anugerah Pesona Indonesia Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata RI melalui situs http://ayojalanjalan.com/vote/
Dari 10 kategori yang dilombakan, Nusa Tenggara Timur sukses mengantungi 4 emas, 1 perak dan 1 perunggu.
Medali Emas diraih oleh :
Ø Pantai Nemberala – Kabupaten Rote Ndao sebagai Tempat Berselancar Terpopuler (Most Popular Surfing Spot)
Ø Pantai Nihiwatu – Kabupaten Sumba Barat sebagai Tujuan Wisata Terpopuler Kebersihannya (Most Popular Cleanliness)
Ø Rumah Pengasingan Soekarno – Kabupaten Ende sebagai situs sejarah terpopuler (most popular historical site)
Ø Pulau Alor – Kabupaten Alor sebagai Tempat Menyelam Terpopuler (Most Popular Diving Spot).
Medali perak diraih oleh:
Ø Pasola – Sumba sebagai Atraksi Budaya Terpopuler (Most Popular Cultural Attraction)
Medali perunggu diraih oleh:
Ø Gunung Kelimutu – Kabupaten Ende sebagai Dataran Tinggi Terpopuler (Most Popular Highland).


Tahun 2017 ini Nusa Tenggara Timur kembali masuk dalam 7 (Tujuh) Nominasi dari 15 (Lima belas) Kategori yang kembali dilombakan oleh Kementerian Pariwisata melalui situs http://ayojalanjalan.com/vote/

               1.   Kat 4. Makanan Tradisional Terpopuler (Most Popular Traditional Dishes)


 


               2.   Kat 5. Tempat Menyelam Terpopuler (Most Popular Diving Spot)



             3.     Kat 6. Tempat Berselancar Terpopuler (Most Popular Surfing Spot)



             4.     Kat 8. Festival Pariwisata Terpopuler (Most Popular Tourism Festival)



             5.     Kat 10. Tujuan Wisata Baru Terpopuler (Most Popular New Destination)

E.Pantai Mbawana – Kab. Sumba Barat Daya

http://ayojalanjalan.com/vote/index.php/tujuan-wisata-baru-terpopuler 



             6.     Kat 11. Kampung Adat Terpopuler (Most Popular Traditional Village)




             7.     Kat 14. Obyek Wisata Unik Terpopuler (Most Popular Unique Tourism Spot)

G.Pulau Gunung Api batu Tara – Kab. Lembata

http://ayojalanjalan.com/vote/index.php/obyek-wisata-unik-terpopuler 




Ayo dukung pariwisata Nusa Tenggara Timur agar menjadi yang terpopuler.

SMS: Ketik API (spasi) Nomor Urut Kirim ke 99386

Vote sebanyak-banyaknya, agar NTT kembali menjadi juara !!



“The New Tourism Territory”









Credits to ayojalanjalan.com

Kamis, 07 September 2017

Kellaba Madja ..... !!!




Pulau Sabu - Nusa Tenggara Timur menyimpan potensi Daya Tarik Wisata (DTW) yang spesifik  dan komparatif. Negeri dengan julukan "Tanah Para Dewa” (Land of Deo) memiliki kekuatan potensi DTW pada aspek budaya. Berbagai ritual adat (pengaruh agama suku -jingitiu- yg masih kental) turut mewarnai khasanah budaya setempat. Ritual ini hampir setiap saat dilaksanakan sesuai kalender adat untuk menggambarkan harmonisasi hubungan antara Pencipta – Ciptaan - Lingkungan.

Kampung-kampung Adat masih terpelihara secara baik (Namata, Kujiratu, Mehara, etc). Peninggalan sejarah seperti kunjungan kapten James Cook dalam pelayaran mencari pulau baru (Australia) dan kunjungan Patih Gajah Mada saat memenuhi kaul sumpah Palapa dapat ditemukan di wilayah ini.

DTW alampun tidak kalah menarik dengan daerah lainnya baik pantai, laut dan perbukitannya. Salah satunya adalah KELLABA MADJA, bukit berwarna dengan tiang-tiang pasir menopang bebatuan diatasnya.

Anda seolah berada di belahan benua lain saat mengexplore potensi ini. Kondisi DTW yang masih sangat alami, dipadu dengan keheningan alam menjadikan tempat ini penuh dengan aura mistis yang patut untuk diekplore (Menurut cerita setempat bahwa tempat ini menjadi salah satu tempat ritual para leluhur bahkan Patih Gajah Mada juga pernah melakukan ritualnya disini).

Kellaba Madja terletak di Desa Wadu Medhi - Kec. Mesara, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam berkendaraan dari Kota Seba.
Bila anda ingin merasakan berada di alam dewa, "Mai we di la Hawu" kata orang Sabu yang berarti "Mari datanglah ke Sabu"
Keramahan dan keindahan alam Sabu selalu siap melegakan dahaga Jiwa anda !!

Let's Explore East Nusa Tenggara and make NTT a New Tourism Territory !! #wonderfullIndonesia #PesonaIndonesia #NewTourismTerritory #PesonaNTT


 Ayo ke Sabu Raijua !!!

 
























Credits to @marloanlolang & @johnyrohi